
Tim dosen Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Almuslim melakukan penelitian mengenai perkembangan diaspora Aceh yang bermukim di kawasan Pasar Tradisional Chow Kit, Kuala Lumpur, Malaysia pada Agustus hingga September 2024. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami dinamika sosial, ekonomi, serta kontribusi budaya diaspora Aceh di luar negeri.
Penelitian yang dipimpin oleh Taufik Akbar, S.IP., M.Han ini melibatkan sejumlah anggota, yaitu Shaummil Hadi, S.Sos., M.A., Rizqan Kamil (ICAIOS), dan T.R. Muda D. Bentara (SRI). Observasi langsung serta wawancara dengan tokoh diaspora Aceh dilakukan sebagai bagian dari proses pengumpulan data.


Pasar Chow Kit, yang menjadi pusat kegiatan diaspora Aceh, dikenal sebagai salah satu pasar tradisional utama di Kuala Lumpur. Diaspora Aceh di pasar ini mayoritas bergerak di sektor usaha kedai runcit, toko kosmetik, warung kopi, makanan, serta pasar ikan. Bahkan, komunitas ini telah membangun dan mengelola tempat ibadah (meunasah/surau) di kawasan pasar, mencerminkan kuatnya nilai keagamaan mereka. Pada tahun 2023, Presiden RI Joko Widodo dan PM Malaysia Anwar Ibrahim sempat mengunjungi salah satu warung kopi Aceh di sana.

Tim peneliti menyampaikan apresiasi kepada sejumlah tokoh diaspora, seperti Bapak Akram Bin Tan Sri Sanusi Juned, Datuk Mansur, Drs. H. Syahrul, dan Tgk. Fathur, yang memberikan informasi berharga terkait perjalanan dan dinamika diaspora Aceh. Peneliti juga melakukan kunjungan resmi ke KBRI Kuala Lumpur untuk mendapatkan data mengenai pengaruh ekonomi, sosial, dan budaya komunitas diaspora Aceh di Malaysia.
Sebagai hasil penelitian, tim merekomendasikan agar diaspora Aceh terus berinovasi dalam mengembangkan bisnis dan memperkuat jaringan aliansi, baik dengan sesama diaspora maupun dengan mitra bisnis lainnya. Mereka juga diharapkan menjaga citra positif dan melestarikan budaya Aceh sebagai jembatan sejarah dan persaudaraan dengan Malaysia. Selain itu, diaspora Aceh diimbau untuk meningkatkan kontribusi remitansi ke Aceh untuk mendorong perkembangan ekonomi di tanah asal.
Penelitian ini diharapkan memberikan pandangan baru mengenai peran diaspora Aceh di Kuala Lumpur dan memotivasi mereka untuk terus berkontribusi dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan budaya, baik di Malaysia maupun di Aceh.
(Humas-FISIP)